![]() |
| Warga korban banjir bandang di Sibolga mengambil makanan di Supermarket. |
Keterlambatan bantuan memicu kemarahan warga yang sudah beberapa hari kesulitan memperoleh makanan. Sejumlah warga terpaksa menjarah beberapa supermarket di sejumlah titik demi bertahan hidup.
“Sudah berapa hari ini bang, bantuan belum ada datang. Kami mau makan apa? Anak-anak kami sudah kelaparan,” ujar seorang warga Sibuluan dengan nada sedih, dikutip dari LINTASUMUT.COM
Kondisi tersebut turut menyulut emosi warga lainnya. Banyak pengendara yang melintas tampak meneriakkan dukungan terhadap aksi warga yang menjarah.
“Hanjarrr! Sudah lapar masyarakat!” seru beberapa warga dengan lantang.
Warga juga mengeluhkan terputusnya seluruh layanan vital, mulai dari listrik, jaringan internet, air bersih, hingga jembatan penghubung antar wilayah.
Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Jonnedy Marbun, menyampaikan bahwa penyaluran bantuan logistik tahap pertama mulai dilakukan melalui jalur udara karena akses darat tidak bisa dilalui.
“Kita akan menyalurkan dua ton bahan pangan seperti beras, indomie, minyak goreng, dan ikan rebus ke setiap kecamatan,” ucap Jonnedy.
Ia menegaskan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan BNPB telah mulai masuk melalui jalur helikopter, serta sebagian akan dijemput dari Bandara Pinangsori.
“Keterlambatan ini dikarenakan akibat akses internet komunikasi dan listrik kita terputus total, sehingga koordinasi dan pendataan korban sedikit terhambat. Kami mohon maaf atas keterlambatan ini,” jelasnya.
Jonnedy berharap masyarakat tetap tenang dan bersabar karena distribusi bantuan akan berjalan secara bertahap.
“Mulai hari ini dan seterusnya, bantuan akan turun ke setiap kecamatan. Kami berharap masyarakat bersabar,” pungkasnya.
Situasi lapangan masih terus berkembang, dan proses pendataan korban serta kerusakan infrastruktur masih berlangsung hingga saat ini.(sumber:lintassumut.com)
